IKHSAN MUEL

Sabtu, 25 Agustus 2012

"OKKOTS" Ciri Khas Bugis Makassar

Mungkin rekan rekan non-Makassar belum begitu familiar dengan istilah OKKOTS. untuk rekan Makassar sendiri, istilah ini pastinya sudah sangat tidak asing untuk kita. Maklum OKKOTS itu senantiasa & akan senantiasa ngetrend di Makassar.
 
What is Okkots? :

Okkots adalah sebuah ekspresi bahasa yang umum digunakan di Makassar & sekitarnya. Okkots sendiri berarti salah ucap atau salah bahasa yang maknanya salah pengucapan dalam bahasa Indonesia dan tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan dan tidak tercantum dalam KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. Okkots bisa berarti menambahkan, mengurangi atau mengubah konsonan di ujung sebuah kata. Bentuk okkots yang paling sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah Okkots “N” & “NG”. Jadi, kata yang berakhir huruf “N” bissa menjadi “NG” begitu pula sebaliknya, kata yang berakhir huruf “NG” menjadi berakhir “N”.

Gambar-gambar Okkots Bugis Makassar






Selanjutnya kata "KAPAN" dalam Bahasa Indonesia kita pahami sebagai kata tanya untuk keterangan waktu... seperti dalam kalimat "Kapan kamu akan pergi?" berarti sang penanya pengen tahu waktu kepergian orang yang ditanya...
namun kata "KAPAN" dalam bahasa sehari-sehari di suku BUGIS dan MAKASSAR mempunyai makna yang berbeda, bukan lagi berfungsi sebagai kata tanya keterangan waktu, namun berfungsi sebagai kata keterangan probabilitas (kemungkinan)... untuk lebih jelasnya saya beri contoh sebagai berikut:

- "Sudahmi kapang makang" bermakna "Mungkin udah kelar makan"
- "Belumpi kapang " bermakna "Mungkin belum"
- "Besokpi kapang" bermakna "Mungkin baru besok"
- dsb.

sedikit catatan, mungkin ada diantara anda yang heran karena ada tambahan huruf G di akhir kata KAPAN pada contoh di atas. yup, sudah menjadi rahasia umum kalo dalam percakapan sehari-hari di Bugis Makassar, setiap kata yang berakhiran N selalu diucapkan dengan tambahan huruf G, sehingga akan terdengar berdengung (NG), seperti contoh kata pelabuhan menjadi pelabuhang, kata makan menjadi makang, dan kata perempuan menjadi perempuang.. fenomena ini disebut OKKOTS dan bisa kita jumpai pada percakapan sehari-hari di Bugis Makassar. Okkots bukan hanya peristiwa dimana terdapat tambahan huruf G pada kata yang berakhiran huruf N, tetapi Okkots juga terjadi apabila sebuah kata yang berakhiran NG malah hanya diucapkan tidak berdengung atau hanya huruf N nya saja.

Untuk lebih jelasnya kita liat Video dibawah ini :


Yang menarik adalah, fenomena Okkots bagi sebagian orang di Bugis Makassar adalah hal yang agak malu-maluin, khususnya di lingkungan kampus. ini saya alami sendiri lo, saya punya sahabat yang bernama Juma, yang sangat peka terhadap kata-kata Okkots, walaupun si Juma sendiri biasa tdk luput dari Okkots, setiap telinganya menangkap ucapan dari lawan bicaranya yang mengandung unsur Okkots, secara otomatis mulutnya akan mengeluarkan bunyi priiitt... seakan-akan kita ini pemain bola yang diberi kartu merah olehnya. tidak tanggung-tanggung, dosen yang sedang ngomong di depan kelas pun tidak lepas dari priiit-nya Juma. Perilaku Jumardin ini terbukti efektif mengurangi Okkots, setidaknya di lingkungan jurusan Bahasa Inggris UNM. Temen-temen yang rada jaim tentunya bakal lebih hati-hati menyeleksi pronounce yang keluar dari mulut mereka ketimbang harus menanggung malu dicap Ndeso karena Okkotsnya dipriit oleh bang Jumardin.

Sudah lebih dari 3 bulan saya menetap di Jakarta, alhamdulillah sudah sedikit bisa beradaptasi dengan logat Jakarta, bahkan sedikit-sedikit mencoba memahami bahasa Jawa dan Sunda yang sering dipakai di sini. Walaupun demikian, kebiasaan Okkots tidak bisa lepas dari keseharian saya,setidaknya di sini saya tidak perlu khawatir kena Priitnya bang Jumardin, dan orang-orang di sekitar saya di sini tidak ada yang pernah mempermasalahkan Okkots saya sebagai suatu hal yang serius. Lagi pula Okkots bukan hal yang memalukan bagi saya, sebaliknya itu lebih saya anggap membanggakan bagi saya, karena bisa menjadi identitas bahwa saya ini putra daerah Bugis Makassar

Kekurangang dang kelebihang mohong di maafkang,,hehehehe.....I Love Makassar

Wassalam,

Jakarta Selatan, 25 Agustus 2012
Pasar Minggu, Jl. Poltangan Raya No. 48
Penulis :IKHSAN,S.Pd





6 komentar:

  1. mantap kanda informasinya, ditunggu tulisan-tulisan selanjutnya....

    BalasHapus
  2. Makasih, sangpenembusbatas jg bagus karyanya,,,good luck masbro!!! mari berbagi...

    BalasHapus
  3. Aku skrng tinggal di bagiang rawamangung jaktim, awal menetap aku selalu okkots pada saat membeli di warunggg. Hehehe

    BalasHapus